7 Solusi Menghadapi Karyawan yang Sering Kasbon

Picture credits: mentatdgt at pexels.com

Sebagai pelaku usaha, pastinya sobat pernah dong punya karyawan yang hobi kasbon?

Kasbon adalah suatu fasilitas yang diberikan perusahaan untuk karyawan agar dapat mengambil sebagian gaji atau upahnya sebelum tanggal gajian. Kemudian saat tanggal gajian itu tiba, gaji tersebut akan dipotong dengan nominal kasbon. Praktik yang berlaku adalah, nominal kasbon idealnya tidak lebih dari 30% gaji karyawan tersebut, namun ada juga yang 50%. Ada pula perusahaan yang tidak menerapkan sistem kasbon. Apakah boleh? Sejauh ini belum ada peraturan di Indonesia yang menjelaskan kewajiban perusahaan memberikan fasilitas kasbon atau pinjaman karyawan. Sehingga, sesungguhnya tergantung dengan kapasitas, cashflow dan kebijakan perusahaan.

Terkadang kasbon bisa saja diberikan dengan pertimbangan atas dasar kemanusiaan. Misalnya, saat karyawan membutuhkan dana mendesak karena ada anggota keluarga yang sakit, dana sekolah anak, atau renovasi rumah. Jika sesekali kasbon masih oke, tapi apakah anda mengalami masalah karyawan yang sering kasbon setiap bulan? Keadaan seperti ini selain mengganggu cashflow perusahaan, maka akan membuat pencatatan akuntansi lebih repot pula. Dalam artikel ini, kita akan bahas solusi untuk menghadapi karyawan yang suka kasbon dari perspektif finansial. Berikut adalah solusinya.

1. Buat batas maksimal nilai kasbon.

Persentase ini bisa disesuaikan dengan kapasitas perusahaan. Bisa 30% dari gaji, 50%, 70% atau bahkan sejumlah total satu bulan gaji. Atau, sobat bisa menggunakan trik dari kami (lihat poin tiga) untuk menentukan nominal maksimal kasbon.

2. Hindari memberikan kasbon lagi jika masih ada saldo piutang kasbon dari bulan sebelumnya.

Jika masih ada saldo kasbon dari bulan sebelumnya, hindarilah memberikan kasbon lagi. Sebisa mungkin, saldo kasbon karyawan pada tanggal gajian harus di-reset menjadi nol; yaitu, semua kasbon sudah terpotong dari gaji untuk bulan yang bersangkutan.

3. Berikan jumlah kasbon maksimal sesuai dengan hari kerja yang telah dilalui.

Ini adalah salah satu trik yang bisa digunakan oleh sobat. Mayoritas pelaku usaha pasti membayar gaji karyawan di akhir bulan, kan? Sehingga sistemnya adalah karyawan bekerja dulu, baru kemudian dibayar. Nah, nominal kasbon yang diberikan sesuai dengan hari kerja yang telah dilalui dalam satu bulan. Misalnya, gaji seorang karyawan adalah Rp4.000.000 per bulan, dan karyawan tersebut menghampiri anda untuk kasbon pada tanggal 15. Maka, jumlah maksimal anda bisa berikan kepada karyawan anda nominal sejumlah 15 hari kerja yang telah dilalui, yaitu Rp2.000.000.

4. Memberikan edukasi mengenai rencana keuangan kepada karyawan.

Karyawan pun sepatutnya memahami bagaimana caranya mengelola keuangannya masing-masing, dan bahwa keuangannya adalah tanggung jawabnya masing-masing. Karyawan dihimbau memiliki dana cadangan darurat.

5. Membuat saldo cadangan.

Bagaimana jika tidak hanya satu atau dua, namun banyak karyawan yang sering kasbon? Jika pelaku usaha menghadapi situasi seperti ini, maka sediakanlah dana cadangan kasbon karyawan. Jangan sampai kasbon mendadak yang menyebabkan cash flow perusahaan terganggu (sedangkan terkadang kita merasa tidak enak hati jika tidak memberi kasbon).

6. Untuk kedepannya, perketat aturan kasbon dan komunikasikan baik-baik dengan calon karyawan.

Idealnya, sebelum merekrut karyawan maka harus dibahas baik-baik mengenai peraturan kasbon perusahaan, agar Kerjasama terjalin lancar dan motivasi kerja karyawan meningkat. Selain itu, adanya persetujuan sejak awal rekrutmen pun membuat perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian finansial akibat kasbon yang mendadak.

7. Melakukan pencatatan kasbon yang rinci dan baik.

Perusahaan harus memiliki sistem untuk alur kasbon, dilengkapi dengan dokumentasi yang baik, agar semua tercatat rapih. Hal terakhir yang diinginkan adalah lupa karyawan mana yang kasbon; atau jumlah kasbon yang tertukar antar karyawan! Pada akhir tahun, pelaku usaha dapat me-review dan menganalisa histori kasbon karyawannya dan ini sangat membantu dalam financial planning untuk tahun berikutnya. Lagipula, biaya gaji/upah adalah salah satu pos biaya yang tidak dapat dikompromi, dan karyawan adalah asset terpenting perusahaan; benar begitu bukan?

Pada akhirnya, fasilitas kasbon sesungguhnya dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Namun, juga jangan sampai kasbon merugikan pelaku usaha. Oleh karena itu, kasbon sah-sah saja, asal diterapkan dengan disiplin dan efisien.

Butuh bantuan menganalisa data kasbon karyawan anda? Hubungi kami.