PT. Alfa adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan (trading) dinamo. Berikut adalah transaksi PPN untuk PT Alfa pada bulan Mei.
Catatan: Artikel ini hanya spesifik menjelaskan mengenai aspek PPN dan sepenuhnya mengabaikan aspek PPH. Artikel ini mengabaikan jurnal beban pokok penjualan. Seluruh pihak diasumsikan adalah PKP. Seluruh harga yang tertera adalah harga sebelum PPN.
Tanggal | Transaksi |
1 Mei | Membeli 2 unit dinamo seharga @Rp1.000.000 dari PT Beta, langsung dibayar tunai. |
5 Mei | Menjual 1 unit dinamo kepada PT. Trixa seharga Rp1.300.000, langsung dibayar tunai. |
7 Mei | Menggunakan jasa legal advice dari PT. Advis sejumlah Rp500.000, langsung dibayar tunai. Namun faktur pajak tak kunjung dikirim dari PT. Advis. |
12 Mei | Menjual 1 unit dinamo kepada sebuah BUMN seharga Rp1.400.000. BUMN sebagai pemungut PPN dan PT. Alfa menerbitkan faktur pajak dengan kode 030. Terms of payment 7 hari. |
15 Mei | BUMN melunasi tagihan pembelian dinamo. |
30 Mei | Tutup buku periode Mei dan menyiapkan laporan SPT. |
Tanggal 1 Mei – PPN Masukan
PPN Masukan adalah bagian dari aset lancar lainnya, sebagai bagian dari Piutang Pajak. Karena PPN Masukan sifatnya adalah kita, sebagai pembeli, membayar pajak kepada vendor, dan atas nominal pajak tersebut dapat kita kreditkan.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
1 Mei | Inventory | 2.000.000 | |
1 Mei | PPN Masukan | 200.000 | |
1 Mei | Kas | 2.200.000 |
Tanggal 5 Mei – PPN Keluaran
PPN Keluaran adalah bagian dari hutang pajak (kewajiban lancar lainnya). Karena customer “menitipkan” uang PPN tersebut kepada kita dan kita harus menyetorkannya ke kas negara.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
5 Mei | Kas | 1.430.000 | |
5 Mei | PPN Keluaran | 130.000 | |
5 Mei | Penjualan | 1.300.000 |
Tanggal 7 Mei – PPN Masukan
Walaupun faktur pajak belum diterima, namun pada kenyataannya, kita sudah membayar PPN kepada vendor. Sehingga atas PPN tersebut bisa kita akui sebagai aset lancar.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
7 Mei | Jasa Legal | 500.000 | |
7 Mei | PPN Masukan | 50.000 | |
7 Mei | Kas | 550.000 |
Tanggal 12 Mei – PPN Keluaran (Dipungut Lawan Transaksi)
PPN Keluaran yang dipungut oleh lawan transaksi artinya, PPN tersebut tidak disetor kepada kita. Namun, kita tetap harus membuat faktur pajak. Sehingga ayat jurnal yang dibuat tetap harus memunculkan akun PPN Keluaran, namun karena uangnya tidak akan kita terima dari customer, maka kita “tampung” lagi di akun baru yaitu PPN Keluaran Dipungut. Akun ini berguna untuk kita mengetahui berapa PPN Keluaran yang dipungut dan akan membantu saat proses closing bulanan & pelaporan SPT.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
12 Mei | Piutang Usaha | 1.400.000 | |
12 Mei | PPN Keluaran Dipungut | 140.000 | |
12 Mei | PPN Keluaran | 140.000 | |
12 Mei | Penjualan | 1.400.000 |
Tanggal 15 Mei – Pembayaran Dari Customer
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
15 Mei | Kas | 1.400.000 | |
15 Mei | Piutang Usaha | 1.400.000 |
Tanggal 30 Mei – Proses Closing & Pelaporan SPT
Berikut adalah saldo akun-akun PPN pada tanggal 30 Mei berdasarkan transaksi diatas (sebelum closing).
Aset (Debit)- PPN Masukan | 250.000 |
Aset (Debit)- PPN Keluaran Dipungut | 140.000 |
Kewajiban (Kredit) – PPN Keluaran | 270.000 |
Dimana PPN Masukan terdiri dari 1 faktur pajak dari PT. Advis yang belum diterima, sehingga tidak dimungkinkan melakukan perkreditan di masa SPT Mei.
Pada dasarnya pencatatan akuntansi harus sinkron dengan saldo di SPT Masa. Sesuai informasi bulan Mei maka kita akan menginput ke e-Faktur seperti berikut:
PPN Keluaran – Rp270.000 (namun Rp140.000 melalui pemungutan oleh lawan transaksi, sehingga yang harus disetor sendiri hanya Rp130.000)
PPN Masukan – Rp200.000 (dari PT. Beta)
Sehingga saldo SPT PPN Masa Mei adalah lebih bayar Rp70.000. Dengan demikian maka kita harus memiliki saldo lebih bayar sejumlah tersebut di laporan keuangan kita. Sehingga berikut adalah jurnal yang akan dibuat:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
30 Mei | PPN Lebih Bayar | 70.000 | |
30 Mei | PPN Keluaran | 270.000 | |
30 Mei | PPN Keluaran Dipungut | 140.000 | |
30 Mei | PPN Masukan | 200.000 |
Berikut rincian mutasi akun saat proses closing:
Akun | Sebelum Closing | Debit | Kredit | Setelah Closing |
Aset (Debit)- PPN Masukan | 250.000 | 200.000 | 50.000 | |
Aset (Debit)- PPN Keluaran Dipungut | 140.000 | 140.000 | 0 | |
Aset (Debit)- PPN Lebih Bayar | 0 | 70.000 | 70.000 | |
Kewajiban (Kredit) – PPN Keluaran | 270.000 | 270.000 | 0 |
Sisa saldo Rp50.000 PPN Masukan berarti kita sudah membayar PPN kepada lawan transaksi, namun faktur pajaknya belum dikreditkan. Atas nominal ini akan kita closing di bulan saat faktur pajak diterima & dikreditkan di eFaktur. Sehingga saldo laporan keuangan dan SPT Masa PPN sinkron.
Semoga membantu. Apakah anda memiliki khasus transaksi PPN yang unik? Silahkan share ke kami.